Inflasi, pengangguran, dan ketimpangan neraca pembayaran. Itu adalah beberapa masalah yang sedang terjadi di Indonesia. Dari dulu sampai sekarang masalah itu masih ada dan tetap ada. Pemerintah pun juga bingung bagaimana harus memecahkan masalah ini. Walaupun akhir - akhir ini sudah lebih baik, tetapi pemerintah sepertinya belum menemukan resep jitu untuk memecahkan masalah ini, seperti air mengalir yang tiada pernah berhenti, demikian Bangsa Indonesia yang kesulitan untuk melepaskan diri dari jerat masalah ini.
Banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat dan naiknya harga - harga barang secara umum menjadi masalah yang cukup pelik yang membuat rakyat Indonesia semakin bingung menyiasatinya. Yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin, seperti itulah gambaran yang terjadi ketika masyarakat Indonesia merasakan masalah yang menimpa mereka. Akibatnya, mereka yang hidupnya berkekurangan semakin menderita. Mereka tidak lagi memikirkan orang lain yang serba mewah, tetapi bagaimana mereka menghidupi diri sendiri dan keluarga mereka.
Krisis tahun 1998 adalah puncaknya. Semakin parah ketika tidak adanya keseimbangan antara yang kaya dan yang miskin. Manusia menjadi semakin egois ketika mereka hanya memikirkan kesenangan pribadi mereka masing - masing. Masalah inilah yang menyebabkan pemerintah kesulitan untuk mengatasinya. Apalagi ketika banyaknya perusahaan yang tidak mampu mempekerjakan karyawan mereka, yang pada akhirnya perusahaan menjadi bangkrut. Dan, mereka yang tidak mempunyai kualitas yang sempurna tidak mampu bertahan dan terjadi pengangguran besar - besaran. Inilah masalah pelik yang terjadi di Indonesia.
Sepuluh tahun lebih ketika krisis keuangan itu lepas dari Indonesia, pemerintah masih terus berupaya untuk membawa Indonesia lebih baik lagi. Sebenarnya krisis itu belum benar - benar lepas dari bangsa kita, ketika masyarakat masih merasakan tekanan hidup dan penderitaan yang mereka alami sampai saat ini. Tetapi, bangsa kita seharusnya belajar dari pengalaman agar pemerintah bisa cepat tanggap untuk mengatasi masalah ini secepatnya dan masyarakat bisa merasakan kesejahteraan yang sampai detik ini belum bisa merasakannya dan masih merindukan hal itu.
Banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat dan naiknya harga - harga barang secara umum menjadi masalah yang cukup pelik yang membuat rakyat Indonesia semakin bingung menyiasatinya. Yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin, seperti itulah gambaran yang terjadi ketika masyarakat Indonesia merasakan masalah yang menimpa mereka. Akibatnya, mereka yang hidupnya berkekurangan semakin menderita. Mereka tidak lagi memikirkan orang lain yang serba mewah, tetapi bagaimana mereka menghidupi diri sendiri dan keluarga mereka.
Krisis tahun 1998 adalah puncaknya. Semakin parah ketika tidak adanya keseimbangan antara yang kaya dan yang miskin. Manusia menjadi semakin egois ketika mereka hanya memikirkan kesenangan pribadi mereka masing - masing. Masalah inilah yang menyebabkan pemerintah kesulitan untuk mengatasinya. Apalagi ketika banyaknya perusahaan yang tidak mampu mempekerjakan karyawan mereka, yang pada akhirnya perusahaan menjadi bangkrut. Dan, mereka yang tidak mempunyai kualitas yang sempurna tidak mampu bertahan dan terjadi pengangguran besar - besaran. Inilah masalah pelik yang terjadi di Indonesia.
Sepuluh tahun lebih ketika krisis keuangan itu lepas dari Indonesia, pemerintah masih terus berupaya untuk membawa Indonesia lebih baik lagi. Sebenarnya krisis itu belum benar - benar lepas dari bangsa kita, ketika masyarakat masih merasakan tekanan hidup dan penderitaan yang mereka alami sampai saat ini. Tetapi, bangsa kita seharusnya belajar dari pengalaman agar pemerintah bisa cepat tanggap untuk mengatasi masalah ini secepatnya dan masyarakat bisa merasakan kesejahteraan yang sampai detik ini belum bisa merasakannya dan masih merindukan hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar